Rabu, 13 Maret 2013

BENDA UJI


PRAKTIKUM BETON
“PEMBUATAN DAN PERSIAPAN BENDA UJI”


Laporan ini dibuat secara individual dan tidak ada duplikasi maupun plagiasi. Sehingga mahasiswa mampu menggali kemampuan dirinya dalam membuat artikel. Harapannya mahasiswa siap dan mamapu dalam pembuatan laporan ilmiah.

TUJUAN PRAKTIKUM:
Mahasiswa mampu membuat benda uji.

PERALATAN:
1.      Cetakan silider, diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Atau berdimensi sesuai dengan aturan yang ada.
2.      Tongkat pemadat diameter 16 mm, panjang 60 cm dengan ujung dibulatkan dan sebaliknya dibuat dari baja tahan karat. Jika tidak ada bisa menggunakan alat bantu lain yang fungsinya bisa menggantikan tongkat pemadat.
3.      Bak pengaduk beton kedap air dan molen. Jika tidak ada bisa digantitan dengan alat bantu lain.
2.      Timbangan dengan ketelitian 0.35 dari berat contoh. Dipergunakan untuk perbandingan berat. Pada praktikum ini boleh menggunakan perbandingan volume, mengingat hasil yang ingin diketahuai adalah pekerjaan tukang bangunan yang sering kali dilakukan dilapangan.
3.      Mesin tekan yang kapasitas sesuai dengan kebutuhan. Bisa menggunakan jenis lain.
4.      Satu set alat pelapis (capping). Bisa dipakai atau tanpa pelapis. Hannya saja jika menggunakan pelapis hasilnya akan lebih lebih mendekati kebenaran. Apabila tanpa pelapis hasilnya dibawah kekuatan sebenarnya.
5.      Peralatan tambahan : ember, skop, sendok perata dan talam.

PROSEDUR PERCOBAAN:
1.      Benda-benda uji (silinder atau kubus) harus dibuat dengan cetakan yang sesuai dengan bentuk benda uji.
2.      Cetakan dilapisi dengan olie agar mudah nanti dilepaskan dari beton cetakan.
3.      Air dan semen diaduk atau dicampur sampai merata kemudian ditambah krikil. Setelah itu dimasukan air dan diaduk sampai merata.
4.      Adukan beton diambil langsung dari wadah adukan beton dengan menggunakan  alat yang tidak menyerap air. Bila dirasakan perlu bagi konsistensi adukan, lakukan pengadukan ulang sebelum dimasukkan dalam cetakan.
5.      Isilah cetakan dengan adukan beton dalam tiga lapis, tiap-tiap lapis dipadatkan dengan 20 - 25 kali tusukan secara merata.
6.      Pada saat melakukan pemadatan lapisan kedua dan ketiga tongkat pemadat tidak boleh masuk kedalam lapisan dibawahnya.
7.      Setelah selesai melakukan pemadatan, ketuklah sisi cetakan perlahan-lahan sampai rongga bekas tusukan tertutup.
8.      Padatkan adukan dalam cetakan, sampai permukaan adukan beton mengkilap.
9.      Ratakan permukaan beton dan tutuplah segera dengan bahan yang kedap air dan tahan karat. Dan kemudian biarkan beton dalam cetakan selama 24 jam dan tempatkan ditempat yang bebas dari getaran.
10.  Setelah 24 jam bukalah cetakan dan keluarkan benda uji.
11.  Rendamlah benda uji dalam bak peredam berisi air yang telah memenuhi persyaratan untuk perawatan (curing). Selama waktu yang dikehendaki.

PENGAMATAN VISUAL:
1.      Amati perubahannya setiap 5 menit dan dicatat perubahan yang terjadi. Pengamatan ini dilaksanakan selama 1 jam semenjak beton diratakan.
2.      Setelah selama 24 jam cetakan dibuka dan dicatat perubahannya.
3.      Perubahan yang diamati diantaranya: warna, keadaan air, ikatan awal, kering pertama, ada retakan atau tidak.

PEMBUATAN LAPORAN:
            Mahasiswa wajib membuat laporan, adapun sistematika laporan sebagai berikut:
1.      Halaman cover dengan logo universitas dan dengan judul “PRAKTIKUM BETON I”.
2.      Halaman kata pengantar.
3.      Halaman daftar isi
4.      BAB I berisi :
a.       Tujuan praktikum.
b.      Alat dan bahan yang digunakan.
c.       Waktu yang diperlukan.

5.      BAB II berisi :
a.       Langkah kerja.
6.      BAB III berisi :
a.       Hasil pengamatan. Hasil ini dijelaskan kejadian setiap menit pengamatan dan disertai foto.
b.      Kesimpulan
c.       Saran

Jumat, 08 Maret 2013

SEJARAH BETON


SEJARAH BETON
Beton adalah suatu material yang secara harfiah merupakan bentuk dasar dari kehidupan sosial modern. Beton sendiri adalah merupakan campuran yang homogen antara semen, air dan aggregat. Karakteristik beton adalah mempunyai tegangan hancur tekan yang tinggi serta tegangan hancur tarik yang rendah.
Menurut Nawy (1985:8) beton dihasilkan dari sekumpulan interaksi mekanis dan kimia sejumlah material pembentuknya. DPU-LPMB memberikan definisi tentang beton sebagai campuran antara semen portland atau semen hidrolik yang lainnya, agregat halus, agregat kasar dan air,dengan atau tanpa bahan tambahan membentuk massa padat (SK.SNI T-15-1990-03:1).
Pada tahun 1801, F. Coignet menerbitkan tulisannya tentang prinsip-prinsip konstruksi dengan meninjau kelemahan bahan beton terhadap tariknya. Kemudian pada tahun 1850, J.L.Lambot untuk pertama kalinya membuat kapal kecil dari bahan semen untuk di pamerkan pada pameran dunia tahun 1855. Lalu J. Monir, seorang ahli taman dari Prancis, mematenkan rangka metal sebagai tulangan beton untuk mengatasi tariknya pada tempat tamannya. Pada tahun 1886,seorang warga negara Jerman yang bernama Koenen menerbitkan tulisan mengenai teori dan perancangan struktur beton. Sejarah penemuan teknologi beton  dimulai dari :
  • Aspdin (1824) Penemu Portland Cement;
  • J.L Lambot (1850 ) memperkenal konsep dasar konstruksi komposit (gabungan dua bahan konstruksi yang berbeda yang bekerja bersama – sama memikul beban);
  • F. Coignet (1861) melakukan uji coba penggunaan pembesian pada konstruksi atap, pipa dan kubah;
  • Gustav Wayss & Koenen ( 1887) serta Hennebique memperkenalkan sengkang sebagai penahan gaya geser dan penggunaan balok “ T ” untuk mengurangi beban akibat  berat sendiri;
  • Neuman  melakukan analisis letak garis netral;
  • Considere menemukan manfaat kait pada ujung tulangan; dan
  • E. Freyssinet memperkenalkan dasar – dasar beton pratekan.
Contoh Pemakaian Konstruksi Beton pada Jamannya:
  • Bangunan kubah Pantheon didirikan th 27 SM;
  • Pemakaian Pot bunga dari beton yang menggunakan kawat anyaman (produk dipatenkan oleh Joseph Monier tahun 1867);
  • Pembuatan kapal beton yang dilengkapi penulangan (tahun 1855);
  • Jembatan Lamnyong-Darussalam; dan
  • Menara Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh.
Sejarah Analisis dasar perhitungan di Indonesia:
  • PBI 1955 – PBI 1971  yang lebih dikenal dengan perhitungan lentur cara – n; dan
  • SK SNI 1991 ( T-15-1991-03) tentang Standar  Tata Cara Perhitungan Struktur Beton.

Sifat dan karakteristik beton:
  • Karakteristik beton adalah mempunyai tegangan hancur tekan yang tinggi serta tegangan hancur tarik yang rendah;
  • Beton tidak dapat dipergunakan pada elemen konstruksi yang memikul momen lengkung atau tarikan;
  • Beton sangat lemah dalam menerima gaya tarik, sehingga akan terjadi retak yang makin – lama makin besar;
  • Proses kimia pengikatan semen dengan air menghasilkan panas dan dikenal dengan proses hidrasi;
  • Air berfungsi juga sebagai pelumas untuk mengurangi gesekan antar butiran sehingga   beton dapat dipadatkan dengan  mudah;
  • Kelebihan air dari jumlah yang dibutuhkan akan menyebabkan butiran semen berjarak semakin jauh sehingga kekuatan beton akan berkurang;
  • Dengan perkiraan komposisi (mix desain) dibuat rekayasa untuk memeriksa dan mengetahui perbandingan campuran agar dihasilkan kekuatan beton yang tinggi;
  • Selama proses pengerasan campuran beton, kelembaban beton harus dipertahankan untuk mendapatkan hasil yang direncanakan;
  • Setelah 28 hari,  beton akan mencapai kekuatan penuh dan elemen konstruksi akan mampu memikul beban luar yang bekerja padanya;
  • Untuk menjaga keretakan yang lebih lanjut pada suatu penampang balok, maka dipasang tulangan baja pada daerah yang tertarik;
  • Pada beton bertulang memanfaatkan sifat beton yang kuat dalam menerima gaya tekan serta tulangan baja yang kuat menerima gaya tarik;
  • Dari segi biaya, beton menawarkan kemampuan tinggi dan harga yang relative rendah;
  • Beton hampir tidak memerlukan perawatan dan masa konstruksinya mencapai 50 tahun serta elemen konstruksinya yang mempunyai kekakuan tinggi serta aman terhadap bahaya kebakaran;
  • Salah satu kekurangan yang besar adalah berat sendiri konstruksi; dan
  • Kelemahan lainnya adalah perubahan volume sebagai fungsi waktu berupa susut dan rangkak.
Beton dibedakan dalam 2 kelompok besar yaitu:
  • Beton keras
Sifat-sifat beton keras yang penting adalah kakuatan karakteristik, kekuatan tekan, tegangan dan regangan, susut dan rangkak, reaksi terhadap temperatur, keawetan dan kekedapan terhadap air . Dari semua sifat tersebut yang terpenting adalah kekuatan tekan beton karena merupakan gambaran dari mutu beton yang ada kaitannya dengan strukturt beton. Berbagai test uji kekuatan dilakukan pada beton keras ini antara lain:
  1. Uji kekuatan tekan (compression test);
  2. Uji kekuatan tarik belah (spillting tensile test);
  3. Uji kekuatan lentur;
  4. Uji lekatan antara beton dan tulangan; dan
  5. Uji Modulus Elastisitas dan lain sebagainya.
  • Beton segar
Ada 2 hal yang harus dipenuhi ketika membuat beton:
  1. Sifat-sifat yang harus dipenuhi dalam jangka waktu lama oleh beton yang mengeras, seperti kekuatan, keawetan, dan kestabilan volume; dan
  2. Sifat-sifat yang harus dipenuhi dalam jangka waktu pendek ketika beton dalam kondisi plastis (workability) atau kemudahan pengerjaan tanpa adanya bleeding dan segregation.
Walaupun begitu adalah penting untuk mendapatkan beberapa dari sifat workabilitas karena penting untuk control kualitas. Pengukuran workabilitas yang telah dikembangkan antara lain:
  1. Slump test;
  2. Compaction test;
  3. Flow test;
  4. Remoulding test;
  5. Penetration test; dan 
  6. Mixer test.