A. Pengamatan Panca Indra
Beton merupakan campuran beberapa unsur yang menjadi satu kesatuan yang
berfungsi menahan gaya
tekan. Unsur tersebut adalah Semen, Air, Agregat halus dan Agregat kasar.
Beberapa unsur ini berfungsi sesuai dengan fungsinya sendiri sendiri.
- Semen
Pengamatan panca indra pada semen dapat dilakukan dengan pengamatan dengan mata dan diraba
dengan tangan. Mengingat apabila semen sudah mengeras tidak dapat
digunakan lagi maka perlu diwaspadai
kondisi semen tersebut.
Semen yang digunakan untuk
pembuatan beton, yaitu semen yang berbutir halus. Kehalusan butir semen ini
dapat diraba/dirasakan dengan tangan. Semen yang tercampur/mengandung gumpalan
meskipun kecil, tidak baik untuk pembuatan beton, Asroni, A (2005).
Mestinnya masyarakat mengerti akan kwalitas semen ini. Minimal apabila
sudah mengeras jangan dibeli. Hal ini dimaksudkan agar semen berfungsi secara
maksimal.
- Air
Air yang diminum pada dasarnya dapat
dipastikan bagus untuk pembuatan beton. Karena
air yang dapat diminum sudah tiudak mengandung zat yang merugikan manusia. Pada
manusia tidak meracuni mestinya untuk beton tidak merugikan.
Air yang dapat digunakan untuk pembuatan dan perawatan beton tersebut
harus tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali, garam, bahan-bahan organis
atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton,
menurut PBI 1971 N. I – 2. (Departemen Pekerjaan Umum, 1979).
- Agregat Halus dan Agregat Kasar
Menurut Standart SK SNI T – 15
-1991 – 03 (Departemen Pekerjaan Umum, 1991).
1.
Agregat adalah material granular, misalnya pasir,
krikil, batu pecah, kerak tungku besi, yang dipakai sama-sama dengan suatu
media pengikat untuk membentuk suatu beton semen hidraulik atau adukan.
2.
Agregat ringan adalah agregat yang dalam keadaan kering
dan gembur mempunyai berat 1100 kg/m3 atau kurang..
3.
Agregat halus adalah pasir alam sebagai hasil
desintegrasi “alami” dari batuan atau pasir yang dihasilkan oleh industri
pemecah batu dan mempunyai ukuran terbesar 5,0 mm.
4.
Agregat kasar adalah kerikil alam sebagai hasil
desintegrasi “alami” dari batuan atau berupa batu pecah yang dihasilkan oleh industri pemecah batu
dan mempunyai ukuran 5,0 – 40,0 mm.
5.
Adukan adalah campuran antara agregat halus dan semen portlan
atau sembarang semen hidroulik lainnya dan air.
Menurut Asroni, A (2005),
Pasir yang digunakan sebagai bahan beton, harus memenuhi syarat:
1.
Berbutir tajam dan keras.
2.
Bersirfat kekal, yaitu tidak mudah lapuk/hancur oleh
perubahan cuaca, seperti terik matahari dan hujan.
3.
Tidak boleh menggandung Lumpur lebih dari 5% dari berat
kering. Jika kandungan lumpur lebih dari 5%, maka pasir harus dicuci.
4.
Tidak boleh mengandung pasir laut ( kecuali dengan
petunjuk staf ahli), karena pasir laut ini banyak mengandung garam.
Kerikil atau batu pecah yang
digunakan sebagai bahan beton, harus memenuhi syarat:
1.
Bersifat padat dan keras, juga tidak berpori.
2.
Harus bersih, tidak boleh mengandung Lumpur lebih dari
1%. Jika kandungan Lumpur lebih dari 1%,
maka kerikil atau batu pecah harus dicuci.
3.
Pada keadaan terpaksa, dapat dipakai kerikil bulat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar